
Dampak Tumbuhan Gulma Baduyut terhadap Ekosistem di Tahura Palasari, Sumedang
Taman Hutan Raya (Tahura) Palasari, Sumedang, merupakan kawasan konservasi yang memiliki peran penting dalam menjaga keanekaragaman hayati dan ekosistem hutan. Namun, munculnya tumbuhan gulma Baduyut (sejenis tumbuhan merambat invasif) menimbulkan kerusakan serius terhadap pohon dan tanaman di kawasan tersebut.
Ciri-Ciri Gulma Baduyut
Gulma ini dikenal sebagai tumbuhan merambat agresif yang tumbuh cepat dan mampu menutupi pohon serta tanaman utama. Dengan struktur batang yang panjang dan kuat, tumbuhan ini memiliki kemampuan untuk:
Menyebar luas melalui pohon dan tanah.
Menutupi tajuk pohon utama secara menyeluruh.
Mencekik pohon dengan melilit batangnya.
a. Hambatan Cahaya Matahari
Tumbuhan Baduyut tumbuh di tajuk pohon utama dan menyelimuti seluruh permukaan daun. Hal ini menyebabkan:
Daun pohon tidak mendapatkan sinar matahari yang cukup untuk proses fotosintesis.
Penurunan produksi energi pada pohon, sehingga menghambat pertumbuhan.
b. Kompetisi Sumber Daya
Gulma Baduyut juga bersaing dengan tanaman utama dalam menyerap nutrisi dan air dari tanah. Ini mengakibatkan pohon utama kekurangan unsur hara yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.
c. Efek Mencekik Pohon
Pertumbuhan gulma yang melilit batang dan cabang pohon dapat memutus aliran nutrisi serta air dari akar ke tajuk pohon. Efek ini disebut dengan "cekikan tumbuhan parasit" yang berakibat pada:
Kerusakan permanen pada batang pohon.
Kematian jaringan pohon, membuatnya mudah roboh dan tumbang.
d. Risiko Tumbang Pohon
Beban tambahan dari gulma yang menjalar dan membebani tajuk pohon, serta lemahnya struktur akibat cekikan, mempercepat risiko pohon tumbang, terutama saat angin kencang atau hujan deras.
Dampak Gulma Baduyut terhadap Pohon dan Tanaman
Dampak Terhadap Ekosistem
Kehadiran tumbuhan gulma Baduyut memicu ketidakseimbangan ekosistem di Tahura Palasari, antara lain:
Kehilangan Biodiversitas: Pohon yang mati atau tumbang dapat mengurangi habitat flora dan fauna di Tahura.
Gangguan Ekologi: Perubahan vegetasi mengganggu fungsi hutan sebagai penyerap karbon, pengatur air, dan pelindung tanah dari erosi.
Kerusakan Lanskap Hutan: Tumbuhan invasif ini mengurangi estetika alami kawasan konservasi.
Upaya Penanggulangan
Untuk mengatasi penyebaran gulma Baduyut di Tahura Palasari, diperlukan langkah-langkah pengendalian seperti:
Pembersihan Manual: Memotong gulma secara berkala sebelum mencapai tahap penyebaran luas.
Restorasi Vegetasi: Penanaman kembali pohon-pohon asli yang lebih kuat dan mampu bersaing dengan gulma.
Monitoring Rutin: Pemantauan berkala untuk mengidentifikasi lokasi-lokasi yang terinfestasi gulma.
Penyuluhan: Melibatkan masyarakat sekitar dalam upaya konservasi dan penanggulangan gulma invasif.
Kesimpulan
Tumbuhan gulma Baduyut memberikan dampak negatif signifikan terhadap pohon dan ekosistem Tahura Palasari di Sumedang. Upaya pengendalian yang sistematis dan berkelanjutan perlu segera dilaksanakan agar fungsi ekologi kawasan konservasi tetap terjaga. Kolaborasi antara pihak pengelola, peneliti, dan masyarakat lokal menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi masalah ini.
Ditulis oleh: Luthfi (Mahasiswa Universitas Winaya Mukti - Magang di Bidang Kehutanan)
Bidang Kehutanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kabupaten Sumedang